dEw iTu eMbun...

Minggu, 30 Agustus 2009
ARSITEKTUR PERILAKU
BEHAVIOR SETTING adalah tata perilaku yang terbentuk karena aktivitas manusia yang selalu ingin berinteraksi dengan lingkungannya.

Behavior setting dipengaruhi oleh:
• Recurrent Activity (aktivitas yang berulang-ulang)
• Particular Layout : dimensi, posisi
• Congruent Relation (hubungan yang tetap), contoh: kalau meja ditinggikan, maka kursi harus ditinggikan.
• Specifict time period (berhubungan dengan fungsi barang dan waktu pemakaian barang tersebut).
Contoh: di Jepang, sebuah ruang menjadi ruang makan waktu pagi, menjadi ruang tidur waktu malam. Sebuah meja menjadi meja makan waktu pagi, dan meja belajar waktu malam.
Aktivitas ↔ Tempat

3 elemen arsitektur:
- Elemen Horizontal bawah (lantai)
- Elemen Horizontal atas (plafond)
- Elemen Vertikal (dinding) → open office (bank) pakai partisi ± 80 cm sebagai pengganti tembok

• Physical setting (cenderung ke susunan barang-barang dalam ruang yang mempengaruhi Rasa Ruang tersebut)
Nama Ruang tidak mengikat, tergantung kegiatan di dalamnya, setting batas tidak membatasi aksesibilitas orang di dalam ruang tersebut.
Batas:
- Fisik/terlihat
- Non fisik/tidak terlihat
Simbolik → segehan, alarm anti maling di swalayan, tulisan merk-merk.

Behavior setting di mall
• Pada tukang karcis
• Kasir
• Display product, jarak display dengan tembok > 90/100 cm

SISTEM AKTIVITAS adalah hubungan antara beberapa behavior setting yang sifatnya tetap/berulang (berupa kegiatan rutin yang bersifat continue).

SISTEM AKTIVITAS
• Mikro: aktivitas mandi
• Makro: anak TK yang main kerumah teman mempunyai map lingkungan tersendiri

SISTEM AKTIVITAS
• Tima (waktu)
• Cencusing (urutan kegiatan)
• Destination (tempat terjadinya suatu kejadian)

BEHAVIOR FIT
Dampak lingkungan yang mempengaruhi tingkah laku.
• Suhu:
- Psikis (tergantung metabolism tubuh) → orang bedugul bilang 17o (ah cemen) tetapi jika orang nusa dua bilang 17o (duh dingin).
- Fisik → terlihat dari termometer/barometer → 17o.
• Angin (aliran udara/sirkulasi)
• Kelembapan (besarnya kandungan air dalam udara)
• Kebisingan:
- Sound → suara keras tapi tidak mengganggu
- Noise → suara tidak harus keras tapi mengganggu


Psikologis efek → kalau tidak suka pasti mengganggu:
• Volume
• Perkiraan
• Pengendalian

PERSONAL SPACE
• Jarak intim = -1 m
• Jarak personal = 1-2 m
• Jarak sosial = +2 m

Personalisasi → tindakan penandaan suatu tempat/sesuatu untuk menjadi personal seseorang.
Personal space → area yang mengelilingi tubuh kita yang menandai kita dengan jarak tertentu, dan dipengaruhi dengan tingkat kenyamanan tertentu (dibawa terus).
Personalized space → tindakan menandai ruang personal.
1. Psychological security → penandaan suatu tempat dengan barang milik kita sehingga kita merasa aman karena sudah ditanda.
2. Symbolic esthetic → penandaan suatu tempat dengan bentuk simbolis yang kita sukai sehingga orang-orang tahu dan familiar (misalnya: dengan stiker hello kitty khas diri kita).
3. Mark territory → penandaan suatu tempat menjadi teritorinya (misalnya: suatu genk milox daerah kekuasaannya).
Faktor: material, intensitas habitat, peranan, norma sosial.

TERITORI → suatu daerah/area yang dimiliki oleh sekelompok orang (sifatnya tetap). Misalnya: desa, rumah, banjar.
For:
• Identitas
• Stimulasi
• Security
• Frame of reference
Human Territory:
• Personal space
• Home base
• Home range
• Private
• Semi private
• Public

PRIVACY → kemampuan sesorang untuk mengontrol interaksi:
• Visual
• Pendengaran
• Penciuman/bau

PRIVACY:
1. Solitude (jauh dari pendengara, visual, dan penciuman orang), cth: dreamland (private beach).
2. Intimacy (privasi yang dibentuk tanpa ruang), cth: ruang saat 2 orang bicara berhadapan.
3. Anonimity (tidak dikenal orang lain), cth: dengan penyamaran.
4. Reserve (dibantuk secara psikologis oleh seseorang dengan perhatian psikologis), cth: saat di bis, sibuk baca buku, maka pedagang asongan males deketin.

PERSEPSI
Indera → persepsi → reaksi
Persepsi → pendekatan:
• Kontruksivisme (dari pengalaman), cth: jika tidak pernah kesetrum, maka kita tidak akan tahu kalau listrik itu bahaya.
• Fungsionalisme (tanpa pengalaman langsung), cth: BMW itu nyaman padahal belum mencoba.
• Ekologic (berdasarkan kecocokan, penilaian subyektif).

Perubahan Persepsi:
• Fisiologik → meningkatkan ambang toleransi tubuh terhadap lingkungan (adaptasi).
• Psikologik → pemikiran yang diubah.
Estetika Lingkungan:
• Stimulus cocok – tidak cocok
• Eksplorasi spesifik (pada 1 bagian) – eksplorasi diversif (banyak/full)
Estetika Lingkungan:
• Kompleksitas
• Novelty/keunikan
• Ketidaksenadaan
• Kejutan
Faktor preferensi → keteraturan, texture, keakraban dengan lingkungan, keluasan ruang pandang, kemajemukan rangsang, misteri pemandangan.

5 Tanda Kota Kevin Lynch (KOGNITIF MAP)
1. Landmark (tanda mencolok)
2. Path (jalur penghubung), cth: jembatan, gang
3. Node (persimpangan/pertemuan jalan), cth: perempatan, pertigaan, dst
4. Edge (batas wilayah), cth: pantai, sungai
5. District (wilayah homogen)

Faktor-faktor yang mempengaruhi kognitif map:
1. Life style
2. Keakraban dengan lingkungan
Lingkungan akan tampak berbeda antara orang yang satu dengan yang lainnya tergantung bagaimana orang-orang membangun kognitif mapnya.
R = fCcxD → FAmiliarnya suatu daerah (R) ditentukan oleh arus populasi central (c) dan arsitektur disekitarnya atau kehidupan sosial khusus (D).
Semakin sering orang-orang melewati lingkungan atau tempat itu, maka akan semakin jelas gambaran/setting tempat itu dalam ingatannya.
3. Keakraban sosial
4. Kekeliruan pada kognitif map
Tanpa kita sadari, kita sering membuat kekeliruan pada kognitif map dengan melupakan detail, menambahkan elemen-elemen yang tidak benar-benar ada ataupun menempatkan beberapa area lebih dekat atau lebih jauh daripada yang sebenarnya. Lebih jauh, kita sering mengutamkan daerah yang secara personal berarti/penting bagi kita.
5. Perbedaan gender
Kognitif map pria lebih detail pada jarak mil dan arah serta dalam lingkup lingkungan yang lebih luas dan lebih sedikit kesalahan & penghilangan obyek dibanding wanita meski map wanita lebih detail untuk daerah sekitar rumah.
6. Kebiasaan
Orang-orang akan mampu membuat detail dari daerah yang sering mereka datangi/lewati karena ingatan yang bagus akan tercipta terhadap sesuatu yang biasa ditemui (familiar).
7. Akses pergerakan
Suami yang bekerja akan mempunyai kognitif map yang lebih luas dibanding ibu rumah tangga.
8. Kelas sosial ekonomi
Orang kaya mempunyai banyak akses untuk lingkungan yang luas daripada orang miskin.
9. Perkembangan pada pembangunan lingkungan sekitar
Beberapa perubahan terjadi pada lingkungan ketika seorang anak-anak berkembang menjadi dewasa dan familiar terhadap tempat yang dulunya terasa baru, pemikiran topografi merekapun akan cenderung berubah dari sebuah rute menjadi arah survey.

Fungsi kognitif map:
1. Membantu kita beradaptasi dengan lingkungan (adapting to our environment).
2. Membantu kita membuat keputusan tentang dimana benda yang kita perlukan dan bagaimana cara mendapatkannya (problem solving).
3. Untuk komunikasi (serve the important social function of communication) shared symbols (interpretasi umum/bersama) → membantu kita mengkomunikasikan interpretasi umum/keistimewaan suatu tempat kepada orang lain agar orang lain tersebut langsung familiar terhadap tempat itu. Contoh:
• Memberikan navigasi ke suatu tempat.
• Menyebutkan julukan tempat tersebut.
Example:
- New York “big apple”
- London “big ben”
- India “taj mahal”
- Netherland/Belanda “tulip”
- Bali “pulau dewata”
- Aceh “serambi mekah”

4. Menginterpretasikan komponen ruang dari dari suatu setting (interpret the spatial components of the setting). Kebisingan:
• Sound → suara keras tapi tidak mengganggu.
• Noise → suara tidak harus keras tapi mengganggu/suara yang tidak diinginkan.
Contoh: seorang pelajar yang belajar buat ulangan menganggap suara music rock dari tetangga sebelah itu mengganggu (noise), meski tetangga sebelah menganggap suara music rock itu sebagai relaksasi (sound).

Cara menanggulangi noise:
1. Beradaptasi dengan kebisingan tersebut.
2. Plan a head (perencanaan terhadap penggunaan material untuk mengurangi noise), cth: lebih milih lantai kayu dibanding beton.
3. Memodifikasi sumber noise
a. mengurangi peluang terjadinya noise (menajamkan alat-alat, mengeratkan baut-baut, meminyaki pintu area keluar rumah). b. Memakai peredam suara
c. Mengubah/menjauhkan sumber noise
d. Mengurangi/meminimalisasi kecepatan & putaran udara.
4. Meredam noise dengan memodifikasi gelombang suara dengan kecepatan tinggi. Namun untuk suara yang terlalu keras harus memakai microphone dan dianalisis oleh alat pengubah sinyal digital (digital signal processor).
5. Dengan Personal Protection:
• Time
• Equipment
semakin sedikit waktu di tempat noise, semakin sedikit resiko dari noise. Memakai proteksi pendengaran seperti penutup telinga (earplugs or earmuffs).

Label:

posted by dEw @ 21.47   0 comments
ARSITEKTUR MODERN
Arsitektur modern abad 18-19
• Revolusi industri (penemuan baru)
• Revolusi rakyat jadi demokratis
• Simplifikasi (penyederhanaan)
• Revivalisme

Arsitektur modern abad 19
• Elektik (memilih sesuatu yang kita anggap terbaik)
• Neoklasik (klasik yang baru)
• Mulai ada bentuk bebas tapi belum menemukan bentuk yang sesuai (revivalism)
• Muncul fungsi ruang yang baru
• Ditemukan material besi dan kaca

Perbedaan Modernisasi
EROPA
Lahan & SDA terbatas
Banyak tenaga ahli, sedikit tenaga trampil
Pusat IPTEK
Masyarakat konservatif
Terpengaruh corak romawi

AMERIKA
SDA dan lahan banyak
Ahli sedikit, trampil banyak
Inovasi dan efisiensi produksi (mass product)
Masyarakat pendatang egaliter
Terpengaruh corak yunani

Revolusi Industri (1851)
• Pre Fabrikasi, bentuk sama & tidak memiliki nilai estetika
• Kekuatan dihitung ilmiah
• Material alam (karakter khas dari warna, tekstur & serat)
• Ditemukan semen, baja (akal bakal struktur rangka batang)
Crystal Palace (Joseph Paxton) → bangunan per I pake kaca & baja pada Revolusi Industri

Rococo → shell like curves & decorative art
• Style abad 18 di Prancis bidang seni & interior
• Keindahan pada kontras asimetris
• Ciri ruang: elegan, banyak patung-patung kecil, kaca dengan ornament, relief & wall painting
• Bagi yang tidak suka style ini diplesetkan menjadi style yang tidak karuan
• Material: wood, iron, royal metal, plasfer, unsuitable in gypsum, clay, porcelain
• Warna lebih lembut dan pucat jika dibandingkan barok yang cenderung kuat

NEOKLASIK
abad 18

• Perlawanan terhadap rococo, perkembangan dari late barok
• Berkembang setelah penggalian reruntuhan kota Herculaneum di Italia
Ciri:
- Penyederhanaan ornamen dari klasik
- Adanya pilar tinggi besar dengan ornamen minimalis
- Kusen jendela melengkung & panjang untuk memberikan kesan mewah & megah
- Simetris
- Warna soft
Contoh: white house, istana merdeka
- Adanya halaman pada neoklasik sebagai factor komplemen menunjang kemegahan bangunan (suasana ‘grand’).

ART DECO & ART NOUVEAU
Sejak abad 18 muncul gerakan fungsionalis dipengaruhi:
• Teknologi
• Revolusi industri
• Munculnya bangunan-bangunan yang benar-benar berguna & belum ada sebelumnya

Paham-paham:
1. Utilitarianis → utilitas → vitruvirus (Trinitas Vitruvirus)
Trinitas Vitruvius: 3 pembentuk arsitektur: kekokohan (permitas), keindahan (venustas), utilitas (funsi/kegiatan).
Form follow function → Louis Sullivan
2. Konstruktivisme → berkaitan dengan konstruksi
3. Ekspresivisme → bangunan mencerminkan kegiatan/fungsi
Memakai simbolik untuk memperlihatkan fungsi. Cth: gereja.
4. Geometrik → simple is beauty (mengutamakan kesederhanaan)
5. Organik → bangunan disesuaikan dengan kondisi alam lingkungan
6. Purism → kemurnian (purify)
Ornament is a crime


ART DECO → ornament cenderung kaku dan bersudut-sudut, zig zag, geometri (dekoratif geometris). Disebut juga moderne/modernistik.
Contoh: Hotel Preanger Bandung (Sdhoemaker)
Vila Isola Bandung (IKIP) (Sdhoemaker)
Art Deco akhir di Indonesia mengacu pada kedinamisan & bentuk plastis pada fasade.
ART NOUVEAU → gaya dekoratif tumbuhan yang meliuk-liuk dan tak kaku, flora, fauna, dan kecantikan wanita. Di Indonesia dibawa oleh P.A.J. Moijen (1905) → pertokoan Braga di Bandung.

ARSITEKTUR MODERN (1940-1970)
Aliran abad pertengahan ke-20 (1950-1960an)
• Brutalisme → dari kata brut, pake beton xpose dengan bidang yang kasar.
Contoh: Unite d’habitation (Le Corbu)
The history faculty building Cambridge
• Strukturalisme → bangunan dari filosofi labirin, teratur.
Contoh: Amsterdam municipal orphanage
The economist building (grid)

Menurut Le Corbusier, 5 butir dalam arsitektur baru (Five points of Le Corbusier)
1. Interior walls arranged freely, without regard to the traditional demands of structural support (pemakaian bentuk dinding dan jendela yang bebas)
2. Pilotis, or slender columns that lift the building above the ground (Unit bangunan diangkat ke atas dengan kolom)
3. A flat roof to be used as a garden terrace (penggunaan atap datar)
4. External curtain walls that bear no weight with a free arrangement of windows or other openings (tembok sebagai pembatas ruang saja, bukan menjadi elemen struktur)
5. A preferences for ribbon windows, or narrow horizontal bands of glass across the length of a fasade (riben stripe/jendela kecil)

Label:

posted by dEw @ 21.37   0 comments
Apa itu ARSITEKTUR??
BEBERAPA PENDAPAT TENTANG ARSITEKTUR

A.C. ANTONIADES

• Arsitektur adalah indeks budaya yang mempunyai wujud berbeda pada masyarakat yang berbeda.
• Arsitektur berkaitan dengan proses dan kreasi dari lingkungan buatan manusia yang mengacu pada aspek fungsi ekonomi dan emosi pemakai atau pengamat.
• Arsitektur adalah disiplin ilmu yang mengorganisir dan menciptakan keteraturan dari aspek-aspek lingkungan yang belum terkait.
• Arsitektur yang baik merupakan sintesa dari serangkaian persyaratan/elemen-elemen yang diperlukan untuk menciptakan sesuatu yang baru.

J.C. SNYDER

• Arsitektur merupakan tempat bernaung dan yang paling sederhana hingga yang paling rumit.
• Arsitektur merupakan lingkungan binaan (built environment) yang berfungsi untuk perlindungan dari bahaya dan untuk menampung kegiatan manusia serta sebagai identitas status sosial.
• Arsitektur berkaitan dengan perancangan, yakni suatu konstruksi yang dibuat dengan sengaja untuk menggubah lingkungan fisik melalui suatu cara/sistem penataan tertentu.
• Arsitektur berkaitan dengan budaya, memiliki sistem lambang, makna serta skema kognitif.


DJAUHARI SUMINTARDJA


• Arsitektur merupakan sesuatu yang dibangun manusia untuk kepentingan badannya (melindungi diri dari gangguan) dan kepentingan jiwanya (kenyamanan, ketenangan, dll).

YB. MANGUNWIJAYA
• Arsitektur tidak boleh terlepas dari unsur GUNA dan unsur CITRA.

K.W. SMITHIES
• Arsitektur dan keindahan hanya diperoleh dengan memadukan semua maksud-maksud dalam satu integrasi yang utuh seperti proporsi, kesatuan, irama, dll.

EDWARD T WHITE
• Arsitektur merupakan kegiatan merancang, yakni kegiatan mengenali dan merakit unsur bangunan dengan cara-cara tertentu.

F.D.K. CHING
• Arsitektur pada umumnya dipikirkan (dirancang) dan diwujudkan (dibangun) sebagai tanggapan terhadap sekumpulan kondisi yang kadang-kadang hanya bersifat fungsional semata atau merupakan refleksi sosial, ekonomi, politik, perilaku atau tujuan-tujuan simbolis.

AMOS RAPOPORT
• Arsitektur adalah segala macam pembangunan yang secara sengaja dilakukan untuk mengubah lingkungan fisik dan menyesuaikannya dengan skema-skema tata cara tertentu lebih menekankan pada unsur sosial budaya.

CORNELIS VAN DE VEN
• Arsitektur berarti menciptakan ruang dengan cara yang benar-benar direncanakan dan dipikirkan. Pembaharuan arsitektur yang berlangsung terus menerus sebenarnya berakar dari pembaharuan konsep-konsep ruang.

BENJAMIN HANDLER
• Arsitek adalah seniman struktur yang menggunakan struktur secara estetis berdasarkan prinsip-prinsip struktur itu sendiri.

LARRY L. LIGO
• Arsitektur mempunyai fungsi yang luas yaitu fungsi kebudayaan. Oleh karenanya, dalam kenyataan dapat dijumpai adanya simbol-simbol arsitektur yang menandai budaya yang terkandung di dalamnya.


VITRUVIUS
• Ada tiga aspek yang harus disintesiskan dalam arsitektur yaitu firmitas (kekuatan atau konstruksi), utilitas (kegunaan atau fungsi) dan venustas (keindahan atau estetika).

BRINCKMANN
• Arsitektur merupakan kesatuan antara ruang dan bentuk. Arsitektur adalah penciptaan ruang dan bentuk.

VAN ROMONDT
• Arsitektur adalah ruang tempat hidup manusia dengan bahagia.

BUOWKUNDIGE ENCYCLOPEDI

• Arsitektur adalah mendirikan bangunan dari segi keindahan (sedangkan mendirikan bangunan dari segi konstruksi disebut ilmu bangunan).

ESENSI ARSITEKTUR
Arsitektur merupakan satu kesatuan masukan – proses:

PROSES:
• Merupakan usaha melakukan sintesa permasalahan kebutuhan manusia melalui perencanaan/perancangan/penggubahan/penciptaan secara kreatif dengan menggunakan logika ilmiah yang sistematis.

MASUKAN:
• Elemen-elemen lingkungan mencakup: fisik, sosial, ekonomi, budaya, perilaku.
• Persyaratan-persyaratan kebutuhan mencakup: fungsi (kegunaan), proteksi (keselamatan, keamanan, kenyamanan), estetika (keindahan, citra, ekspresi, persepsi).

PRODUK:
• Produk budaya berupa LINGKUNGAN BINAAN yaitu segala sesuatu yang berwujud fisik sebagai wadah dan fasilitas kegiatan manusia yang merupakan buatan atau hasil tatanan manusia dari yang terkecil berupa elemen lingkungan (misal: tempat sampah, box telepon, lampu jalan, dll); bangunan (gedung, jalan, jembatan); kumpulan bangunan (dukuh, kampong, kawasan); hingga lingkungan kota.

KARAKTERISTIK PRODUK
• Memiliki CITRA dan GUNA
• Merupakan pemenuhan kebutuhan masyarakatnya.
• Indah
• Membahagiakan
• Merefleksikan kondisi sosial, ekonomi, politik, perilaku, budaya.
Arsitektur adalah…
• Keahlian di bidang bangun membangun bangunan yang berguna.
• Wadah atau alat yang dibuat dan dibutuhkan oleh manusia untuk mencapai tujuan hidupnya yang sejahtera.
• Disiplin ilmu yang rakus (IPTEKS).
• Bagian dari kebudayaan yang bisa menjadi cerminan ukuran tingkat peradaban suatu bangsa atau manusia di suatu tempat atau negara dalam kurun waktu tertentu.
• Suatu olahan kreatif akan ruang dan bentuk sebagai wadah aktivitas manusia baik individu ataupun kelompok di suatu tempat pada kurun waktu tertentu.
• Hasil dari dari factor-faktor sosiobudaya.
• Suatu konstruksi yang dengan sengaja mengubah lingkungan fisik menurut suatu bagan pengaturan.
• Hasil dari proses merancang sebuah wadah bagi manusia yang memiliki fungsi tertentu sesuai dengan kebutuhan dengan memasukkan nilai-nilai tambah lain.
• Metode dan rancangan suatu konstruksi bangunan.

Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bengunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan, arsitektur lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain perabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut.

Label:

posted by dEw @ 21.25   0 comments
ARSITEKTUR PASCA MODERN
PENGERTIAN:
• Merupakan filsafat, pola berpikir, pokok berpikir, dasar berpikir, ide, gagasan, dan teori.
• Dapat berarti ‘sehabis modern’, ‘setelah modern’, atau sebagai ‘kelanjutan modern’ (modern masih berlangsung terus, tetapi dengan melakukan penyesuaian/adaptasi dengan perkembangan dan pembaruan yang terjadi di masa kini)
• Sebagai langgam, di dalam Arsitektur Pasca-Modern terdapat beberapa langgam:
- Post-Modern (Purna-Modern)
- Neo-Modern (Late-Modern)
- Dekonstruksi


Arsitektur Post-Modern

Latar Belakang
• Di era arsitektur modern terdapat 2 kelompok yang berseberangan.
• Kritik Jane Jacobs tentang untuk siapa arsitektur itu (dia mengkritik apartemen tempat tinggalnya karena tidak ada fasilitas yang ia perlukan/untuk bermain anak-anak).
• Pameran yang berjudul Architecture without Architect, yang dilakukan oleh Benard Rudofsky.
• Kesadaran berarsitektur dan berlingkungan.
• Kebosanan terhadap arsitektur modern.
• Transformasi yang terjadi pada Philip Johnson.
• Dirobohkannya apartemen (perumahan) Pruitt Igue di St. Luis, rancangan Minoru Yamasaki (karena tingginy tingkat kriminalitas, padahal sebelumnya mendapat America Award).
• Kecenderungan manusia menoleh ke belakang.

Pengertian
• Post-Modern berusaha merombak konsep modern yang memutus hubungan dengan masa seni dan arsitektur.
• Diperkenalkan oleh Charles Jencks dalam sebuah seminar di TH Eindhoven Belanda 1970. Disusul dengan terbitnya buku yang berjudul Languange of Post-modern Architecture.
• Bukan suatu gejala yang menggantikan Arsitektur Modern, melainkan hanya merupakan perkembangan mutahir dari Arsitektur modern.
• Yang berbeda adalah pendekatannya yang specific, local.
• Merupakan gerakan yang merindukan jati diri yang muncul dari karakter local.
• Tidak sekedar tempelan, tidak perduli dengan material yang dipasang, tidak menolak kontras, asal ada kesinambungan visual.
• Percampuran antara tradisional dengaan non-tradisional, perpaduan antara lama dan baru. Sehingga mempunyai style yang hybrid (pepaduan dua unsur) dan double coding.
• Memadukan antara Elitisme (golongan elot/minoritas) dengan Populisme (masyarakat umum), dimana kebutuhan keduanya harus dipenuhi.
• Bukanlah gerakan revolusioner yang ingin lepas dan membuang nilai-nilai modernism.
• Tidak memakai semboyan Form Follows Function.
• Mendefinisikan arsitektur sebagai sebuah bahasa, oleh karena itu arsitektur tidak mewadahi melainkan mengkomunikasikan.
• Yang dikomunikasikan adalah identitas regional, identitas cultural, atau identitas historical. Hal-hal yang ada di masa silam itu dikomunikasikan, sehingga orang bisa mengetahui bahwa arsitektur itu hadir sebagai bagian dari perjalanan sejarah kemanusiaan.


Langgam dalam Arsitektur Post-Modern:
1. Historicism
2. Straight Revivalism
3. Neo-Vernacularism
4. Contextual
5. Metaphor and Metaphysics
6. Post-Modern Space

1. Historicism
- Merupakan oposisi dari aliran fungsionalisme, bukan hanya sekedar sebuah bangunan dengan fungsi statis belaka tapi sebuah karya yang dekoratif dan ekspresif dari masa lalu yang belum tentu kalah dengan arsitektur modern.
- Bersikeras menampilkan proporsi dan komponen-komponen bangunan seperti lonic, Doric, dan Corinthian yang jelas mengindikasikan berasal dari Arsitektur Klasik.
- Menggunakan ornament dan bentuk-bentuk lama (rumit) sebagai bentuk kerinduan akan masa lalu.
- Masih menggunakan konsep, dan detail arsitektur klasik secara utuh.
- Unsur sejarah dalam perancangan diterapkan pada komposisi, bentuk, bahan, dan warna yang kontras dengan yang baru tetapi masih dalam komposisi yang harmonis.
- Menggubah bangunan dengan titik tolak elemen klasik.
- Tokoh yang memakai aliran ini yaitu: Norman Neuerburg, Aero Saarinen, Phillip Johnson, Robert Venturi, Kisho Kurokawa, Kyonori Kikutake.
Contoh:
• Getty Museum (1970-1975) di Malibu California, rancangan Dr. Norman Neuerburg.
• Pengulangan kolom Corinthian dan Dorik, Pilaster Romawi, dan portico beratap yang diambil dari Arsitektur Klasik Italia.


2. Straight Revivalism
- Berusaha mengembalikan kembali ingatan masa lalu (kebangkitan kembali masa lalu) dengan mengeksploitasi sejarah untuk menimbulkan efek-efek yang lebih menarik sehingga membangun cita rasa keindahan baru.
- Kebangkitan kembali langgam neo-klasik ke dalam bangunan yang bersifat monumental dengan irama komposisi yang berulang dan simetris.
- Aliran yang sulit menghilangkan langgam yang sudah ada di masyarakat sejak lama seperti Renaissance, Gothic, Islamic.
- Mengambil bentuk-bentuk Arsitektur Klasik untuk ornament pada sebuah bangunan tapi dengan sedikit perubahan.
- Ketika berkembangnya aliran ini ternyata di masyarakat sudah dikenal banyak sekali macam langgam (misalnya Renaissance, Gothic, Roman, Islamic, dan lain sebagainya) dan bahkan boleh dikata sudah sangat mendarah daging, sehingga penganut-penganut aliran ini merasa kesulitan untuk menghilangkan pemakaian langgam-langgam tersebut. Maka dari itu produk-produk yang terlahir memiliki tingkat elektisisme yang tinggi.
Contoh:
• Kantor pusat perusahaan telekomunikasi AT & T di New York, Rancangan Philip Johnson (1980-1983). Merupakan monument pertama arsitektur post-modern. Bentuk simetris yang diperkuat oleh pintu dan jendela masuk utama pada sumbu tengah melengkung di bagian atas. Bagian atas pada puncak gedung dibuat semacam gable wall atau fronton yang dominan, membangkitkan memori terhadap Arsitektur Klasik. Bentuk lingkaran yang tidak fungsional menggambarkan oposisi terhadap konsep fungsionalis.

3. Neo Vernacular
- Vernacular artinya bahasa setempat; dalam arsitektur istilah ini untuk menyebut bentuk-bentuk yang menerapkan unsur-unsur budaya, lingkungan termasuk iklim setempat yang diungkapkan dalam bentuk fisik arsitektural.
- Neo-Vernacular adalah arsitektur yang mengambil bentuk-bentuk arsitektur masa kini dengan mengaplikasikan budaya setempat. Atau dapat dikatakan sebagai menghidupkan kembali suasana atau elemen tradisional dengan membuat bentuk dan pola-pola bangunan local.
Contoh:
• Hotel Fragrant Hill (1979-1982), 30 km barat laut Peking. Karya leoh Ming Pei arsitek Amerika kelahiran Cina.
• Tetap menggunakan unsur-unsur lokal spt: tumbuhan (bambu), batu-batu penghias taman, kolam yang merupakan cirri taman Cina. Mempertahankan sebuah dinding kuno yang yang sudah ada sebelumnya sebagai symbol penghubung antara yang baru dgn yang lama.

4. Adhoc – Kontekstual – Urbanis
- Adhoc merupakan keasikan menambahkan berbagai komponen baru pada suatu rancangan .
- Kontekstual artinya situasi yang tidak memungkinkan sebuah obyek ada di satu tempat tanpa mengindahkan obyek-obyek yang sudah ada di tempat itu lebih dahulu.
- Persoalan yang berkaitan dengan Adhoc dan Kontekstual terjadi di perkotaan.
- Arsitektur yang kontekstual tidak berdiri sendiri dan berteriak “lihatlah aku!” tetapi hadir simpatik dan selaras dengan tetangganya, lingkungannya.
- Di dalam menciptakan lingkungan yang selaras dan simpatik dapat dilakukan dengan:
- Penyisipan (membuat bangunan baru di antara dua bangunan yang sudah ada).
- Membuat bangunan baru di sebelah bangunan lama.
- Membuat dua bangunan Baru di sebelah kiri dan kanan bangunan lama.
Contoh:
• Rumah tinggal Rancangan Bruce Goff (1957) di Norman, Okahoma.
• Sebagian besar karakteristik tapak masih tetap dipertahankan. Antara bangunan dan lingkungan saling bertautan. Bahan-bahan alami seperti batu dan karang dieksposed pada tampilan bangunan.

5. Methapor dan Metafisik
- Methapor merupakan suatu kiasan atau analogi suatu benda dalam hal ini bangunan, dimana suatu bangunan dianalogikan menyerupai benda-benda baik itu berupa bentuk-bentuk visual seperti alam, manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan atau benda-benda visual lainnya.
- Methapor juga dapat berupa suatu yang non-visual seperti gagasan atau ide. Semua bentuk-bentuk tersebut merupakan bentuk-bentuk yang fungsional yang diambil sebagai tanda atau symbol tertentu.
Contoh:
• Sydney Opera House (1956-1973), Sydney, Australia.
Karya John Utzon, Metaphor: kura-kura.
- Metafisik merupakan hal-hal diluar akal sehat yang dapat memberikan spirit (bersifat niskala) yang dilatarbelakangi oleh budaya setempat.
Contoh:
• Alam terdiri dari layer-layer seperti sapta petala, triloka. Tidak semua layer dapat dibuka atau diaktifkan oleh manusia. Batasan di dalam berarsitektur tidak hanya terletak pada layer yang kasat mata seperti Perda dan kaidah berarsitektur pada umumnya maupun teknologi. Ada tempat-tempat dimana tidak boleh berarsitektur, walaupun secara teknologi, Perda tidak ada masalah.
• Bagaimana mewujudkan karya yang mempunyai spirit, berjiwa atau metaksu.

6. Post-Modern Space
- Arsitektur modern seringkali mengekspose space sebagai subjek utamanya dimana “space” merupakan bagian dari sebuah bentuk. Berusaha mengekspresikan kebudayaan.
- Zoning ambigu bersifat irasional dan transformasional dalam hubungan antar bagian ataupun keseluruhannya. Batas-batas dari space seringkali tidak jelas dan seolah-olah memiliki luas yang tak terbatas.
- Memperlihatkan pembentukan ruang dengan mengkomposisikan komponen bangunan itu sendiri. Bentuknya mempunyai karakteristik abstrak namun masih bersifat rasional dan logis.
Contoh:
• Taman tradisional Cina, dimana batas-batas antar taman dibatasioleh sebuah gerbang yang memiliki bentuk lingkaran yang hanya memiliki fungsi filosofis dan simbolis dimana bentuk lingkaran menyimbolkan bulan sebagai penyucian diri, dan juga sebagai symbol keberuntungan, selain itu gerbang tersebut juga memiliki fungsi sebagai tujuan akhir (goal) dari jalur pedestrian di dalamnya.
• Piazza d’Italia rancangan Charles Moore (1975-1980) di New Orleans AS.
- Menggambarkan alam dan budaya Italia
- Memasukkan elemen arsitektur modern dan Klasik.

Label:

posted by dEw @ 21.13   4 comments
Warna...warna...dan warna...
DEFINISI WARNA:

• Obyektif/fisik: sifat cahaya yang dipancarkan.
Cahaya yang nampak oleh mata merupakan salah satu bentuk pancaran energy yang merupakan bagian yang sempit dari gelombang elektromagnetik.
• Subyektif/psikologis: bagian dari pengalaman indera manusia.
Penampilan warna dapat diberikan ke dalam hue (rona warna atau corak warna), value (ke-terang-an atau terang-gelap warna), chroma (murni-kotor warna, cemerlang-suram warna, cerah-redup warna, intensitas warna).

PROSES TERLIHATNYA WARNA
Adanya cahaya yang menimpa suatu benda, dan benda tersebut memantulkan cahaya ke mata (retina) terlihatlah warna, manakala seseorang tidak buta warna.

WARNA MENURUT TERJADINYA
• ADDITIVE
Warna yang berasal dari cahaya yang disebut dengan spectrum. Dan memiliki warna pokok adalah: MERAH (red), HIJAU (green) dan BIRU (blue), dalam computer disebut dengan warna RGB.
• SUBTRACTIVE
Warna yang berasal dari bahan yang disebut pigmen. Dan memiliki warna: SIAN (Cyan), MAGENTA, dan KUNING (yellow), dalam computer sering disebut sebagai warna model CMY.

PENCAMPURAN WARNA CAHAYA (SPECTRUM)
• CHY BIRU + CHY MERAH → CHY MAGENTA
• CHY MERAH + CHY HIJAU → CHY KUNING
• CHY HIJAU + CHY BIRU → CHY CYAN
• CHY BIRU + CHY MERAH + CHY HIJAU → PUTIH JERNIH/BENING

PENCAMPURAN WARNA CAHAYA
Warna-warna lain dapat dibuat dengan cara mencampur-campur warna cahaya dengan berbagai kemungkinan warna cahaya untuk memperoleh efek tertentu. Pencampuran warna cahaya ini sifatnya sempurna, artinya pekat menyatu.

PENCAMPURAN WARNA BAHAN (PIGMEN)
• KUNING + SIAN → HIJAU
• MAGENTA + KUNING → JINGGA
• MERAH (ORANGE) SIAN + MAGENTA → UNGU BIRU (VIOLET)
• KUNING + MAGENTA + SIAN → GELAP/HITAM

PENCAMPURAN WARNA BAHAN
Warna-warna lain dapat dibuat dengan mencampur-campurkan warna, dari hasil pencampuran hanya untuk memperoleh warna-warna baru. Pencampuran warna bahan sifatnya tidak sempurna, pigmennya tidak menyatu tapi hanya berdampingan saja.

DIMENSI-DIMENSI WARNA
• HUE: RONA/CORAK WARNA
Dimensi mengenai klasifikasi warna, nama warna, dan jenis warna.
• VALUE: TONE WARNA
Dimensi tentang terang-gelap warna, atau tua-muda warna, ke-terang-an warna (brightness).
• CHROMA: INTENSITAS WARNA
Dimensi tentang cerah-redup warna, cemerlang-suram warna, murni-kotor warna, disebut juga dengan penyerapan warna (saturation).

KLASIFIKASI DAN NAMA-NAMA WARNA
• WARNA PRIMER
Warna pertama/pokok. Tidak bisa dibentuk dari warna lain, sebagai pokok bagi pencampuran untuk menghasilkan warna lain. Warna tsb: BIRU/SIAN; MERAH/MAGENTA; KUNING/YELLOW.
• WARNA SEKUNDER
Warna kedua/warna jadian dari pencampuran dua warna primer/pokok/pertama, yaitu:
JINGGA/ORANGE → MERAH + KUNING
UNGU/VIOLET → MERAH + BIRU
HIJAU → KUNING + BIRU
• WARNA INTERMEDIATE
Warna perantara, warna yang ada diantara warna primer dan sekunder pada lingkaran warna, yaitu: KUNING HIJAU, KUNING JINGGA, MERAH JINGGA, MERAH UNGU, BIRU VIOLET, BIRU HIJAU.
Enam warna standard dan enam warna intermediate merupakan dasar teori warna.
• WARNA TERSIER
Warna ketiga, adalah hasil pencampuran dari dua warna sekunder atau warna kedua, yaitu:
COKLAT KUNING → JINGGA + HIJAU
COKLAT MERAH → JINGGA + UNGU
COKLAT BIRU → HIJAU + UNGU
• WARNA KUARTER
Warna keempat, warna hasil pencampuran dari dua warna tersier atau warna ketiga, yaitu:
COKLAT JINGGA → KUNING TERSIER + MERAH TERSIER
COKLAT HIJAU → BIRU TERSIER + KUNING TERSIER
COKLAT UNGU → MERAH TERSIER + BIRU TERSIER


EFEK JENIS WARNA
• MERAH/JINGGA/ORANGE → WARNA PANAS, KESAN & EFEK PANAS
• BIRU/UNGU/HIJAU → WARNA DINGIN, KESAN & EFEK DINGIN
• HIJAU KEKUNINGAN → HANGAT
• UNGU KEMERAHAN → HANGAT/PANAS
• WARNA PANAS → SEMANGAT, KUAT, AKTIF
• WARNA DINGIN → TENANG, KALEM, PASIF
• WARNA PANAS → MENDEKAT & MEMBESAR
• WARNA DINGIN → MENJAUH, MEMPERSEMPIT

KESERASIAN WARNA
• MENYUSUN 3 WARNA PRIMER AGAR SEIMBANG, PERBANDINGANNYA: 3 BAG KUNING; 5 BAG MERAH; 8 BAG BIRU.
• MENYUSUN 6 WARNA STANDARD: 3 BAG KUNING; 5 BAG MERAH; 8 BAG BIRU; 8 BAG JINGGA; 11 BAG HIJAU; 13 BAG UNGU.

WARNA HARMONI
Kombinasi dari warna-warna yang saling ada hubungan, semua warna-warna yang saling berdekatan letaknya dalam lingkaran warna, baik dua maupun lebih, dan sering disebut warna analogus, contoh: KUNING-KUNING JINGGA-JINGGA atau BIRU-BIRU UNGU-UNGU, dsb.

MACAM-MACAM KONTRAS WARNA
Kombinasi dari warna-warna yang letaknya saling berjauhan dalam sebuah lingkaran warna.
• KONTRAS KOMPLEMENTER (kontras dua warna)
Dua warna yang saling berhadapan dalam sebuah lingkaran warna, dan memiliki jarak paling jauh dalam lingkaran warna. KUNING-UNGU, KUNING JINGGA-BIRU UNGU, KUNING HIJAU-MERAH UNGU, JINGGA-BIRU, HIJAU-MERAH, MERAH UNGU-BIRU HIJAU.
• KONTRAS SPLIT KOMPLEMEN (kontras dua warna komplemen bias)
Split/bias komplemen yaitu warna-warna yang berseberangan pada lingkaran warna, tetapi menyimpang kekiri atau kekanan. Contoh: warna komplemen bias kuning: BIRU UNGU, MERAH UNGU, BIRU atau MERAH.
• KONTRAS TRIAD KOMPLEMEN (kontras segitiga/kontras tiga warna)
Terdapat 4 buah segitiga sama sisi dalam sebuah lingkaran warna, kontras ini menggunakan kontras segitiga tersebut, contoh: MERAH; BIRU; KUNING atau JINGGA; HIJAU; UNGU, hal tersebut disebut dengan kontras tiga warna.
• KONTRAS TETRAD KOMPLEMEN (kontras dobel komplemen atau kontras 4 warna)
Kontras segi empat sama sisi dalam sebuah lingkaran warna, tdpt 3 segiempat sama sisi dalam sebuah lingkaran warna.

MENYELARASKAN KONTRAS
1. Memberi jembatan yang menghubungkan dua warna kontras dengan membuat gradasi hue. Cth: kontras antara KUNING dan BIRU dapat diberi KUNING HIJAU atau HIJAU BIRU.
2. Dengan mengulang-ngulang warna-warna kontras, sehingga dapat menghasilkan irama/ritme.

KESATUAN WARNA
• PENETRALAN (neutralizing)
Penetralan thd warna yang tidak menyatu dengan menggunakan warna HITAM, ABU-ABU atau PUTIH.
• PENCAMPURAN/PEMBAURAN (mixing)
Warna-warna yang digunakan saling diberi unsur warna tetangganya, atau semua warna yang digunakan diberi satu unsure warna yang sama.
• PENGKABURAN (glassing)
Diglasir dengan air/warna cair, dikaburkan dengan kaca buram/kalkir, diberi cadar dengan kain kasa/strimin, diperciki/disemprot warna lain.
• PENGKASARAN (texturing)
Membuat tekstur yang lebih kasar dari permukaan sehingga membentuk relief yang dapat menghasilkan gelap terang.
• PENGABU-ABUAN (graying)
Dengan mencampur semua warna yang digunakan dengan warna abu-abu.

KARAKTER DAN SIMBOLISASI WARNA
• KUNING
Asosiasi: sinar matahari.
Karakter: terang, gembira, ramah, supel .
Symbol/lambang: kecerahan, kemenangan, kegembiraan, kecemerlangan.

• JINGGA
Asosiasi: awan jingga, sebelum matahari terbit.
Karakter: dorongan, merdeka, anugrah, bahaya.
Symbol: kemerdekaan, kehangatan, penganugrahan.
• MERAH
Asosiasi: darah, api.
Karakter: merangsang, kuat, agresif, berani, panas, bahaya, marah, positif.
Symbol: perang. Kekejaman, kesadisan.
Jika merah muda, symbol: kesehatan, kebugaran.
• UNGU
Asosiasi: angkuh, besar, kaya.
Karakter: berani, jantan.
Symbol: keningratan, bangsawan, aristocrat.
• VIOLET
Asosiasi: dingin, negative, diam.
Karakter: melankolis.
Symbol: kesusahan, kesedihan, bela sungkawa, bencana.
• BIRU
Asosiasi: air, laut, langit.
Karakter: dingin, pasif, sayu, sendu, sedih, tenang.
Symbol: bangsawan, ningrat, darah biru, perdamaian.
• HIJAU
Asosiasi: tumbuhan, hidup, berkembang.
Karakter: segar, muda, hidup.
Symbol: kesuburan, kesegaran, kebangkitan, keyakinan, keperawanan.
• PUTIH
Asosiasi: salju, sinar, kafan.
Karakter: positif, merangsang, cerah, tegas, mengalah.
Symbol: ketulusan, kejujuran, kekanak-kanakan, kesopanan, kelembutan, kewanitaan, kesucian.
• HITAM
Asosiasi: kegelapan malam, kesengsaraan, bencana, berkabung.
Karakter: tegas, dalam, depressive.
Symbol: kesedihan, malapetaka, kemurungan, kejahatan, kematian, rahasia, sihir.
• ABU-ABU
Asosisasi: suram, mendung, kelabu.
Karakter: menyenangkan, tenang.
Symbol: ketenangan, kebijaksanan, mengalah, ragu-ragu.
• COKLAT
Asosiasi: tanah, natural.
Karakter: hemat, sopan, arif, bijaksana, dekat di hati.
Symbol: kebijaksanaan, kesopanan, kehormatan.

Label:

posted by dEw @ 21.02   0 comments
ARSITEKTUR DEKONSTRUKSI
Sejarah desain dalam arsitektur dapat dilihat sebagai perjalanan pergerakan waktu yang menarik dan memiliki pengaruh tersendiri pada masanya. Pada dasarnya, setiap desain baru yang muncul berdasarkan akibat, perkembangan, penyangkalan maupun penolakan dari apa yang sudah desain yang sudah ada. Munculnya desain-desain itu sering kali merupakan terobosan baru seorang arsitek yang mencoba ‘jalur lain’ yang merupakan jawaban atas keinginan untuk merealisasikan impian kreativitasnya.
Dekonstruksi adalah aliran arsitektur yang muncul sekitar 1970 dan menggantikan tren Post-Modern pada saat itu. Dekonstruksi berarti membongkar, pembongkaran disini berarti menata ulang desain lama dengan konsep dasar yang sama sekali baru. Dekonstruksi merupakan kata untuk memperjelas hubungan Post-Modern dengan Post-Strukturalis. Kata “Dekonstruksi” dipetik dari buku Jacques Derrida, De La Grammatologie (1967), seorang ahli Post-Strukturalis. Sasaran Derrida adalah mendekonstruksikan cara berpikir metafisika fenomenologi tentang ada (being) dan kehadiran (presence). Dari latar belakang di atas dapat digambarkan bahwa pandangan dekonstruksi lahir dari suatu atmosfir yang berlandaskan pada konsep “filosofi-anti” yang merupakan paradigma konseptual untuk menelusuri pemahaman istilah dekonstruksi dalam arsitektur, yaitu :

• Logo Sentris, tidak adanya metaphora titik awal dan titik akhir dari konfigurasi denah menyebabkan sebuah karya berkesan “tidak selesai”. Konfigurasi ini mampu memberi peluang bagi penikmat untuk melengkapi imajinasinya.

• Anti-Sintesis, konsep anti-sintesis mengandung penolakan terhadap pandangan sementara bahwa arsitektur adalah sintesis.

• Anti Fungsional, dekonstruksi mendasarkan paham bahwa antara bentuk (form) dan fungsi (function) bukan merupakan hubungan yang dependent melainkan lebih pada hubungan independent yang sejalan dengan konsep disjunctive di atas.

• Anti Order, Order akan menghasilkan ekspresi keutuhan dan kestabilan. Order dalam arsitektur yang berakar pada arsitektur klasik seperti unity, balance, dan harmony, akan memberi kecenderungan pada pembentukan space yang figuratif. Arsitektur dekonstruksi bukan mengarah pada kecenderungan ruang dan obyek yang figuratif karena arsitektur yang figuratif akan memperkuat keabsolutan order.

Sejak pameran mengenai Arsitektur Dekonstruksi yang diadakan di Museum Seni Modern di New York pada bulan Juli dan Agustus 1988, Dekonstruksi memberikan angin segar bagi dunia Arsitektur hingga dapat meneruskan atau menggantikan gaya Internasional (International Style), yang dalam tahun tigapuluhan juga diperkenalkan dalam Museum yang sama. Tentu ini merupakan sukses besar bagi para dekonstruktivis yang ikut pameran itu, yaitu : Frank O. Gehry, Daniel Libeskind, Ren Koolhaas, Peter Eisenman, Zaha M. Hadid, Coop Himmelblau dan Bernard Tschumi. Aliran baru pada masanya ini merupakan ‘bahasa ekstrim’ di dalam modernism dan menekankan pada prinsip sesuatu yang diekspresikan secara berlebihan dari motif-motif yang sudah familiar sebelumnya. Dekonstruksi juga berusaha mencari dan menampilkan bentuk-bentuk spektakuler. Motto dari dekonstruksi adalah “Bentuk mengikuti fantasi (Form follows fantasy)”. Dekonstruksi merupakan sebuah konsep “mengganggu kesempurnaan (disturbed perfection)”, contohnya seperti tumpukan bata atau sebuah model mainan konstruksi yang kemudian diruntuhkan di atas meja. Ini menghasilkan model abstrak, untaian dari elemen-elemen, dengan ukuran yang tidak teratur, struktur yang kacau, terlihat lemah dimana setiap saat bisa saja runtuh. Pada arsitektur dekonstruksi yang ditonjolkan adalah geometri 3-D bukan dari hasil proyeksi 2-D sehingga muncul kesan miring dan semrawut yang menunjuk kepada kejujuran yang sejujur-jujurnya. Penggunakan warna sebagai aksen juga ditonjolkan dalam komposisi arsitektur dekonstruksi sedangkan penggunaan tekstur kurang berperan. Bangunan yang menggunakan langgam arsitektur dekonstruksi memiliki tampilan yang terkesan ‘tidak masuk akal’, dan memiliki bentukan abstrak yang kontras melalui permainan bidang dan garis yang simpang siur. Ketidakteraturan dan melawan prinsip-prinsip konstruksi dari bangunan merupakan ciri yang khas dari arsitektur Dekonstruksi.

Arsitektur dekonstruksi juga telah menggariskan beberapa prinsip penting mengenai arsitektur:
1. Tidak ada yang absolut dalam arsitektur, sehingga tidak ada satu langgam yang dianggap terbaik sehingga semuanya memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang.
2. Tidak ada pen’dewa’an tokoh dalam arsitektur sehingga tidak timbul kecenderungan pengulangan ciri antara arsitek satu dan yang lain hanya karena arsitek yang satu dianggap dewa yang segala macam karyanya harus ditiru.
3. Dominasi pandangan dan nilai absolut dalam arsitektur harus diakhiri, sehingga perkembangan arsitektur selanjutnya harus mengarah kepada keragaman pandangan dan tata nilai.
4. Pengutamaan indera penglihatan sebagai tolak ukur keberhasilan suatu karya dalam arsitektur harus diakhiri. Potensi indera lain harus dapat dimanfaatkan pula secara seimbang.
Selain prinsip-prinsip di atas, ada juga empat prinsipal dekonstruksi yang dapat ditransformasikan dan diaplikasikan melalui arsitektur yang merupakan buah pikir Derrida dan pengembangan dari Michael Benedikt, yaitu :

1. DIFFERENCE

Difference menurut Derrida bukanlah suatu konsep atau kata, meminjamkan dari pengertian Culler tentang definisi difference secara harfiah, Benedikt mendefinisikannya ke dalam tiga hal :
Difference
Sistem perbedaan-perbedaan universal yaitu, pengaturan ruang/jarak/spasi (spacing), dan perbedaan-perbedaan antara sesuatu/dua hal (distinctions between things); perhatiannya bukan terhadap kosakata tersebut, melainkan lebih kepada dimensi di sepanjang pokok soal dalam pembedaan koskata tersebut untuk saling memisahkan diri dan saling memunculkan.
Deferral
Proses dari meneruskan (passing along); menyerahkan (giving over); menunda atau menangguhkan (postponing); pen-skors-an (suspension); mengulur (protaction) dan sebuah jarak dalam waktu (a ‘spacing’ in time).
Differing
Pengertian berbeda yang ditunjukkan dengan tidak sependapat (disagreeing); tidak sepakat (dissenting) atau bahkan penyembunyian (dissembling).
Selain memiliki pengertian diatas, difference juga sangat dekat artinya dengan kata Jepang ma yang artinya interval in space, interval in time dan moment/place/occasion. Pengertian dari ma ini lebih dekat pada hubungannya dengan penundaan waktu atau jarak waktu antara dua hal.
Mendefinisikan seluruh pengertian tentang difference tersebut ke dalam satu pengertian tidak mudah. Dengan demikian, Benedikt memusatkan perhatiannya pada kata difference ini dalam tiga hal pokok yaitu, sistem universal kata difference dengan penekanan tidak pada arti katanya, proses pembedaannya dan pengertian yang ditimbulkan akibat pembedaan tersebut.

2. HIERARCHY REVERSAL

Segala sesuatu yang ada di dunia merupakan pasangan sebab akibat. Pasangan-pasangan ini berlaku di semua bidang, misalnya: di luar - di dalam, siang-malam, baik-buruk, benar-salah dan juga keberadaan-ketiadaan. Hubungan seperti ini disebut hubungan vertikal atau hirarkis. Benedikt melakukan dekonstruksi terhadap hirarki ini, khususnya untuk menyerang adanya hirarki antara ‘presence-absence’. Menurutnya, presence tidaklah demikian sederhana. Kehadiran presence tidak akan dapat berarti tanpa disadarinya adanya absence.

3. MARGINALITY DAN CENTRALITY

Marginalitas dan sentralitas merupakan masalah titik ‘pokok’ yang dapat digunakan untuk menunjuk pada pengertian ‘penting’ dan ‘tidak penting’. Pengertian kedua istilah tersebut adalah sebagai berikut :
Marginality/ Marginalitas
Menunjukkan kedekatannya dengan batas-batas, pinggiran batas luar dan perbatasan terhadap apa yang ada di dalam dan apa yang ada di luar. Kata ‘margin’ mempunyai arah yang dibangun menuju ke pusat (central). Margin sangat dekat dengan ambang batas, tetapi bukan ambang batas itu sendiri.
Centrality/ Sentralitas
Menyatakan secara tidak langsung sebuah kedalaman dan pusat (heart), tempat makna/ arti terkonsentrasi dan merupakan ‘gravitasi’.
Dengan melihat central dan marginal berpindah tempat dengan ditukar atau dipertentangkan atau ditindas/ditahan secara dekonstruksi, maka mereka menjadi semakin menarik, dan dengan cara demikianlah semuanya dapat dilihat secara lebih jelas.

4. ITERABILITY DAN MEANING

Untuk memahami iterability dan meaning adalah terkait dengan konsep Derrida tentang ‘tulisan’ atau ‘teks’. Dalam ilmu bahasa, suatu kata atau tanda memperoleh maknanya dalam suatu proses berulang pada konsteks yang berbeda. Ini berarti bahwa ‘kata’ tergantung pada interability, dimana suatu kata adalah tergantung pada bisa tidaknya diulang-ulang. Dengan adanya perulangan ini merupakan pertanda adanya ‘meaning’.
Dalam arsitektur, penggunaan unsur arsitektural secara berulang-ulang akan membuka pemahaman yang lebih baik terhadap makna yang dimaksudkannya. Unsur arsitektur tersebut dapat berupa; batu-bata, jendela, pintu, kolom sampai bentukan geometri dan hubungan abstrak formalnya.

Salah satu contoh bangunan yang mengusung dekonstruksi adalah The Vila Olimpica Hotel Arts karya Frank O. Gehry yang berlokasi di Olympic Village, Barcelona, Spanyol ini memiliki luas 150.000 square feet. Dengan waktu pelaksanaan yang cukup lama (1989-1992), bangunan ini menjadi sebuah karya yang unik. Dengan menampilkan bentukan – bentukan trimatra, bangunan yang merupakan transformasi dari bentuk ikan yang direalisasikan dalam sebuah konstruksi sepanjang 54 meter dengan ketinggian 35 meter. Dengan bentukan dan dimensi seperti ini, bangunan ini menjadi landmark bagi daerah sekitar. Frank Gehry, di dalam mengkomposisikan ruang dan bidang tidak nampak prinsip-prinsip order dari arsitektur klasik yang digunakan seperti: unity, harmony, dan balance. Secara keseluruhan bangunan meninggalkan citra sebagai suatu komposisi yang retak, terpunting, dan berkesan belum selesai.

Pembacaan dekonstruksi pada rumah tradisional Toraja (Tongkonan)

Rumah asli Toraja disebut Tongkonan, berasal dari kata ‘tongkon‘ yang berarti ‘duduk bersama-sama‘. Tongkonan selalu dibuat menghadap kearah utara, yang dianggap sebagai sumber kehidupan.
Tongkonan berupa rumah panggung dari kayu, dimana kolong di bawah rumah biasanya dipakai sebagai kandang kerbau. Atap tongkonan berbentuk perahu, yang melambangkan asal-usul orang Toraja yang tiba di Sulawesi dengan naik perahu dari Cina. Di bagian depan rumah, di bawah atap yang menjulang tinggi, dipasang tanduk-tanduk kerbau. Jumlah tanduk kerbau ini melambangkan jumlah upacara penguburan yang pernah dilakukan oleh keluarga pemilik tongkonan. Di sisi kiri rumah (menghadap ke arah barat) dipasang rahang kerbau yang pernah di sembelih, sedangkan di sisi kanan (menghadap ke arah timur) dipasang rahang babi.

Konteks difference pada Tongkonan:

Konsep difference Derrida terlihat dari metafisikanya atap perahu pada tongkonan, dimana dengan pemaknaan bahwa tanda menghadirkan sesuatu yang tidak hadir. Masyarakat Toraja sangat menghormati leluhur mereka dan mereka menganggap bahwa perihal ‘kematian’ tak akan terlepas dari kehidupan mereka. Itu terlihat dari rancangan atap Tongkonan yang menyerupai perahu yang konon dipakai nenek moyang mereka dari Cina untuk berlayar. Jadi disini mereka ingin menghadirkan perahu tersebut sebagai wujud penghormatan mereka terhadap nenek moyang mereka. Bentuk perahu disini lebih sebagai penundaan atau sebuah simbolisasi untuk kehadiran, bukan perealisasian bentuk perahu secara utuh.

Konteks Hirarki Riversal pada Tongkonan:

Pembalikan hirarki pada Tongkonan ini ialah pada atap perahu Tongkonan. Dimana perahu yang semestinya berada di atas air, namun disini perahu tersebut terletak di darat dan dibagian atas sebagai atap.
Konteks pusat dan marginal pada Tongkonan:
Marginal adalah yang berada di batas tepian, di luar (out side), karena dianggap tidak penting. Sedangkan pusat adalah bagian terdalam yang menjadi daya tarik, makna dimana setiap gerakan berasal, dan merupakan pusat pergerakan dari marginal. Dalam rumah Tongkonan, pusatnya adalah bagian rumah dan atap perahunya yang menjadi ciri khas rumah tradisional Toraja, dan marginalnya adalah tiang-tiang panggung penyangga rumah Tongkonan tersebut sehingga memberikan kesan tinggi dan agung pada rumah Tongkonan tersebut. Selain itu tiang-tiang penyangga juga sebagai pelindung terhadap pusatnya (bagian rumah dan atap).

Konteks iterabilitas dan makna:

Iterabilitas berarti pengulangan. Jadi perulangan akan membuka pemahaman yang lebih baik terhadap suatu makna yang dimaksudkan dari sebuah karya arsitektur. Dalam rumah tongkonan ini terdapat perulangan pada bagian-bagian tiang panggung sehingga memberikan filosofi bahwa rumah tersebut tidak akan berdiri kokoh tanpa banyak tiang yang menyangganya, artinya masyarakat Toraja selalu diingatkan untuk bersatu, gotong royong, dan saling tolong menolong. (dew).

Label:

posted by dEw @ 20.48   1 comments
Pembaru Indonesia yang (di)Hilang(kan)
Bila melongok sejarah Indonesia abad ke-20 dan awal abad-21, niscaya kita menemukan betapa banyaknya darah yang telah tumpah di bumi pertiwi. Sampai-sampai ada yang bilang, bahwa Indonesia is a violent country. Yang menyedihkan, (sebagian) tragedi itu disebabkan atau dilakukan oleh pihak yang paling berkuasa, negara. Patut menjadi perhatian, selain kasus-kasus yang bersifat massal, ada lagi perkara kekerasan yang memiliki kategori idiosinkratis. Kematian yang terjadi bukan dikaitkan pada tanggal atau tempat terjadinya, melainkan identitas si korban. Almarhum dianggap sebagai sebuah representasi yang mumpuni dari suatu konstruk yang ideal, yang ternyata, dalam banyak hal berbeda bahkan berlawanan dengan visi negara. Bisa jadi negara atau pendukung-pendukungnya terusik dengan perlawanan ini sehingga berusaha mencari jalan untuk menghentikannya.
Jika Anda seorang pembaru, maka hati-hatilah hidup di Indonesia. Fakta sejarah menunjukkan bagaimana nasib para tokoh pemberani negeri ini, sepertinya harus mempertaruhkan nyawanya secara sia-sia. Bagaimana tidak sia-sia, jika pengadilan sendiri tidak mampu menyibak kabut tebal misteri kematian mereka. Dalam hal ini pihak penegak hukum pun tidak bisa berbuat banyak untuk mengungkap kebenaran. Betapa ironisnya, bangsa yang tampaknya besar; besar dalam ukuran wilayahnya yang seluas Eropa dan Amerika, besar dalam jumlah penduduknya, dan besar dalam kekayaanya, namun kerdil dari jiwa para pemimpinnya. Ketidakberhasilan mengungkap aktor intelektual kematian misterius para pemberani setidaknya menunjukkan bagaimana para pemimpin ini tidak serius untuk mengungkapkan kasus kematiannya yang tidak wajar. Hal ini semakin memperkuat asumsi adanya unsur kesengajaan para penguasa negeri ini untuk melenyapkannya. Barangkali dalam bingkai itulah bisa ditempatkan tokoh-tokoh yang tragedi kematiannya dibahas dalam buku ini. Buku ini sengaja ditulis untuk dokumentasi tentang perjalanan para tokoh pembaru Indonesia yang selamanya tidak akan masuk dalam sejarah perjuangan bangsa. Mereka adalah Tan Malaka, Marsinah, Fuad Muhammad Syafruddin (Udin), Wiji Thukul, Baharuddin Lopa, dan Munir. Kematian yang tidak wajar dan pengungkapan yang tidak kunjung selesai bahkan hilang ditelan waktu telah menjadikan inspirasi bagi sang penulis, M Yuanda Zara, untuk mengkritisi kembali tentang mudahnya menyelesaikan masalah dalam bangsa ini. Sepatah kata Lenyapkan saja! di balik kematian tokoh-tokoh pembaru Indonesia itu cukup ampuh sebagai jalan pintas tercepat membungkam perjuangan para pembaru Indonesia.
Lalu, apa yang dimaksud dengan kematian misterius dalam buku ini? Menyangkut hal ini, M Yuanda Zara mengulas beberapa kategori yang dapat digunakan untuk menjelaskannya, meski masing-masing dapat dikatakan cair atau tidak ketat. Pertama, tokoh yang kematiannya tidak terungkap, atau bisa juga disembunyikan, baik penyebab maupun pelakunya. Tan Malaka masuk disini. Kedua, tokoh yang terbukti dibunuh, namun pengungkapan kematiannya (termasuk proses peradilan) belum tuntas. Di sini ada Marsinah, Udin, dan Munir. Ketiga, tokoh yang kematiannya menjadi kontroversi, yakni Baharuddin Lopa. Keempat, yang jauh berbeda dari yang di atas, tokoh yang kematiannya tidak diketahui dengan jelas atau samar-samar, yaitu Wiji Thukul.
Sementara itu, paradoksnya ialah, kendati nama-nama yang disebutkan di atas merupakan orang-orang yang memiliki peranan signifikan sepanjang perjalanan bangsa ini sehingga pantas disebut sebagai pembaru Indonesia, namun mereka kerap menunjukkan sikap berseberangan dengan institusi-institusi yang diidentikkan dengan simbol negara. Tan Malaka, tidak diragukan lagi, adalah salah satu pemimpin gerakan kabangsaan yang paling terkemuka. Jauh sebelum Soekarno dan Hatta mendeklarasikan Indonesia sebagai sebuah republik, ia sudah menulis Naar de Republiek Indonesia (Menuju Republik Indonesia) sehingga membuatnya dikenal sebagai “Bapak Republik Indonesia”. Walaupun demikian, konsep “Merdeka 100 %” yang diperjuangkannya jelas telah membuat sebagian kaum republiken tidak senang padanya. Kemerdekaan Indonesia pun tidak mengendurkan semangat Tan Malaka untuk melakukan kritik terhadap penyimpangan yang terjadi. Ia acap kali terlibat konflik dengan Soekarno yang memimpin pemerintahan republik. Tidak hanya itu, dengan partainya sendiri, PKI, Tan Malaka juga banyak tidak akur. Sebagian hidupnya habis dalam pembuangan di luar negeri. Ia terhitung sangat jarang bahkan tidak pernah muncul di permukaan. Hal ini membuatnya menjadi tokoh politik yang paling misterius sepanjang sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Banyak asumsi tentang misteri kematian Tan Malaka. Dengan mencoba mendedah berbagai versi yang berkembang, tulisan Yuanda Zara ini mencoba menguak misteri tewasnya Tan Malaka, salah satu peristiwa penting yang ditutup-tutupi dalam sejarah Indonesia.
Marsinah, siapakah dia? Ia adalah buruh yang percaya bahwa kesejahteraan yang baik adalah hak, sekali lagi hak, bagi para buruh. Adicitanya inilah yang mendorong kawan-kawan sesama buruh rela menunjukkan dukungan di belakangnya. Namun, dugaan adanya keterlibatan aparat militer di balik kematiannya menjelaskan betapa ia tidak disenangi kekuasaan.
Udin, dengan ketajaman penanya, memiliki dan mempelopori pengertian yang sama tentang hak. Bagi Udin, yang berikhtiar jauh dari Jakarta, kebebasan mendapatkan informasi adalah keniscayaan, termasuk bagi warga desa. Informasi di sini tidak hanya mengenai keberhasilan pembangunan, tetapi juga penyelewengan dan penyalahgunaan kekuasaan, yang notabene menempatkan rakyat kecil sebagai korbannya. Sayangnya, tepat disini pula birokrasi lokal tidak sudi digoyang oleh tulisan-tulisan Udin. Banyak spekulasi yang berkembang pasca kematian wartawan Bernas ini, banyak pihak yang menduga ada tembok besar bernama kekuasaan yang mencoba melindungi pelaku dan auctor intellectualis-nya.
Wiji Thukul juga tak jauh beda. Ia adalah seorang pemrakarsa satra kerakyatan (baca: sastra kaum tertindas). Aktivitas keseniannya yang intens, baik dalam hal tema yang diangkat maupun performance, menandakan konsistensinya sebagai oposan Orde Baru. Atas kezaliman yang terjadi, bagi Thukul hanya ada satu kata: lawan! Kata itu, harus diakui, kini telah menjadi kredo bergradasi magis bagi para aktivis pergerakan. Namun, apa daya, Thukul harus sadar tengah berhadapan dengan siapa. Tangan-tangan kuasa jauh lebih kuat daripada suara Thukul. Thukul harus membayar mahal apa yang disuarakanya, meskipun sebenarnya itu adalah hak asasinya sebagai warga negara. Maka, ia pun (di)hilang(kan). Dan, hingga kini tak seorang pun tahu nasibnya.
Sementara itu, nama Baharuddin Lopa mungkin sedikit berbeda. Sosok yang sangat antikorupsi ini sebenarnya meniti karirnya semata-mata di bawah lingkup kenegaraan. Namun, kepergiannya yang tiba-tiba sulit diterima begitu saja. Pendekar hukum ini mungkin bukanlah musuh negara, tapi lebih tepat dikatakan sebagai lawan kekuasaan. Ada yang menyebut Lopa sebagai sebuah profile of courage seperti Elliot Ness dalam film The Untouchable, sesosok yang rela disebut naïf karena akan mengobrak-abrik “mafia” dengan selembar kertas himbauan. Lopa sudah membuktikannya. Jalan sudah diretas Lopa. Sekarang tinggal melihat bagaimana penerusnya melanjutkan jejak Lopa. Jejak yang dimaksud tidak hanya konsistensi dalam usaha penegakan hukum., tetapi juga termasuk kemungkinan untuk “meninggal tidak wajar”.
Terakhir, Munir. Pengaruhnya sama dengan makna namanya: cahaya. Ia ibarat penerang bagi para buruh, aktivis mahasiswa serta keluarga korban kekerasan dan penghilangan paksa. Lewat bendera Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS), Munir merekam namanya di benak orang sebagai pejuang HAM yang berani, intelek, jujur sekaligus jenaka. Orang paham, aksi-aksinya di KontraS kerap menuding negara dan aparat-aparatnya. Dugaan keterlibatan aparat intelijen dalam kematiannya semakin menegaskan pendapat bahwa ada bagian-bagian tertentu dalam institusi negara yang tidak terima dengan sepak terjangnya.Munir adalah fenomena. Bila dalam bidang hukum Indonesia punya sosok tangguh sekaliber Baharuddin Lopa, maka di bidang penegakan HAM Munirlah orangnya. Misteri kematian tidak wajar Munir tentu mesti disibak dengan tuntas. Memakai bahasanya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, kasus ini adalah test of our history, sebuah ujian dari sejarah kita. Dalam merefleksikan ini, para aktivis KontraS mengungkapkan bahwa sebagai sebuah ujian, keberhasilan membongkar konspirasi rahasia yang menyebabkan meninggalnya Munir akan menjadi isyarat bahwa nyawa setiap orang sangat berharga sehingga tidak bisa dihilangkan begitu saja. Dalam tahap selanjutnya, kasus pembunuhan Munir bukan lagi sekedar pembunuhan biasa, melainkan penentu dari masa depan demokrasi Indonesia.
Buku ini tidak memiliki kecenderungan untuk menuduh siapapun. Mencari, memastikan, dan menghukum pelakunya merupakan otoritas aparat penegak hukum. Meski sederhana, Yuanda Zara mampu memaparkan dengan lugas berbagai asumsi yang berkembang dan memberikan ruang bagi pembaca untuk menemukan perspektifnya sendiri. Kematian yang menimpa para tokoh pembaru Indonesia menyiratkan satu hal penting, kini dan esok. Tuntasnya semua kasus yang ada dengan transparan serta diadilinya para pelaku sesuai dengan hukum akan menjadi anteseden bagi sebuah kehidupan yang bermoral dan beradab. Estuarinya, hak seseorang untuk hidup dapat diakui dan diberi penghargaaan yang tinggi. (dew)

Judul Buku : Kematian Misterius Para Pembaru Indonesia. Orang-Orang Cerdas yang Mati Ditangan Bangsanya Sendiri
Penulis : M. Yuanda Zara
Penerbit : Penerbit Pinus
Halaman : 204 halaman
Tahun terbit : 2007

Label:

posted by dEw @ 20.43   1 comments
STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BANGUNAN
I.Pembebanan Struktur Bangunan.

I.1. Beban Mati
Merupakan beratnya struktur sendiri, berat dinding dan elemen lain yang permanen pada bangunan. Bahan stuktur permanen seperti baja mutu tinggi, beton pratekan dan campuran aluminium mengurangi besarnya beban mati.

I.2. Beban Hidup
Merupakan berat beban-beban yang dapat berpindah-pindah atau berubah arah. Sebagai contoh: orang, mesin, penyekat flexible, air hujan salju, tekanan dan isapan angin, tekanan air dan tekanan tanah.

I.3. Beban Angin
Merupakan beban yang timbul karena tekanan dan isapan angin. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu: kecepatan angin, kepadatan udara, permukaan bidang dan bentuk dari bangunan. Untuk menanggulangi tekanan dan isapan angin perlu dipasang penguat-penguat yang merupakan siku-siku, bangunan petak, gelagar dan penguat sudut sebagai konstruksi penahan angin.

I.4. Beban Termis
Merupakan beban yang terjadi karena perubahan temperatur dalam siang menjadi malam atau musim dingin menjadi musim panas. Perubahan termis dapat mengakibatkan memuai atau menyusutnyan bahan struktur dan akan mendorong atau menarik bagian-bagian stuktur.

I.5. Gerak Bangunan Akibat Gerak Tanah
Gerakan ini disebabkan oleh adanya dua atau beberapa macam tanah di bawah bangunan, sehingga reaksi tanah tidak sama atau merata. Diperlukan untuk menyelidiki tanah sebelum menentukan sistem pondasi yang akan digunakan. Penyelidikan tanah dapat berupa sondering, tes laboratorium atau pengeboran untuk menentukan garis permukaan air pada musim kemarau dan hujan.

I.6. Goyangan Bangunan Akibat Gempa Bumi
Terjadi akibat longsoran tanah, gempa tektonik, letusan gunung berapi, bahan peledak pada tambang. Getaran gempa dapat berupa gerak vertikal dan horisontal. Hubungan-hubungan dan landasan struktur mendapat goyangan seperti hendak dipatahkan dan diuji kekokohannya. Perlu diadakan perhitungan terhadap gempa pada bangunan 4 lantai atau lebih dan bangunan besar walaupun tidak bertingkat.

I.7. Beban Dinamis
Merupakan beban yang berpindah-pindah tempat atau berubah-ubah beratnya secara cepat. Bila berat beban berubah dengan cepat dan teratur akan menimbulkan resonansi.

II. Statika dan Ilmu Kekuatan

Statika adalah ilmu keseimbangan dari gaya-gaya luar dan rangka bangunan sebagai keseluruhan.
Ilmu kekuatan bahan adalah ilmu mengenai kekuatan gaya-gaya yang akan dihasilkan oleh partikel-partikel di dalam elemen-elemen bahan untuk struktur yang dibuat dari bermacan-macam bahan bangunan.

III. Gaya

Gaya mempunyai tiga sifat:
1. Besaran
2. Arah
3. Titik tangkap

Gaya yang berjumlah 2 atau lebih yang bekerja pada 1 titik dapat diuraikan menjadi satu gaya resultan, sebaliknya gaya dapat diuraikan dua atau lebih gaya lain.

IV. Tarik Murni

Suatu bahan linier apabila ditarik dari dua arah yang berlawanan, maka partikel-partikel atau molekul-molekul bahan itu akan tertarik dan mengadakan perlawanan. Percobaan membuktikan bahwa bahan bangunan seperti kayu, baja, batu dan lain-lain mempunyai modul elastisitas yang berlainan dan dalam batas-batas tertentu.

V. Tekan Bumi

Merupakan kebalikan dari tarik, bahan yang linier yang tertekan, maka partikel akan memendek ke arah gaya tekan tapi kearah tegak lurus sumbu gaya partikelnya akan mengembang. Perpendekan tergantung pada besar gaya luar yang menekan, luas potongan lintang bahan, panjang bahan dan modul elastisitas terhadap tekan. Bahan yang tidak mempunyai daya tahan terhadap gaya tarik pada umumnya dapat menerima gaya tekan yang besar, seperti bahan alam, bata keras dan beton.

VI. Momen

Timbul apabila pada suatu bidang datar bekerja suatu gaya, yang tidak melalui sumbu, sumbu yang berdiri tegak lurus pad bidang itu, maka bidang itu akan berputar terdorong oleh gaya.

UPPER STRUKTUR

Atap merupakan bagian paling atas dari suatu bangunan, yang melindungi secara fisik maupun metafisik. Adapun fungsi dari atap yaitu mencegah terhadap pengaruh angin, bobot sendiri dan curah hujan, melindungi ruang bawah, manusia serta elemen bangunan dari pegaruh cuaca seperti hujan, sinar panas matahari, sinar cahaya matahari, petir, dll. Pekerjaan atap terdiri dari tiga unsur, yaitu kuda-kuda , rangka atap dan penutup atap. Kuda-kuda akan menopang suatu atap yang dirangkai dengan rangka atap. Rangka atap terdiri dari gording sebagai rangka pengaku dan tumpuan kaso di bagian tengah, nok sebagai rangka pengaku dan tumpuan kaso dibagian paling atas (bubungan), jurai sebagai rangka penghubung antara dua arah kaso dan sebagai kedudukan talang. Murplat merupakan rangka pengaku dan tumpuan kaso di atas ringbalk atau badan bangunan serta kaso atau reng bila penutupatapnya dari genteng. Bila menggunakan penutup atap dari lembaran seng metal, fiber, atau asbes, penutup atap tersebut akan langsung dipakukan pada gording.

Nama bagian-bagian atap yaitu:
1. Bubungan
Bubungan merupakan bagian atap paling atas yang selalu dalam kedudukan mendatar. Sering kali juga bubungan atap menentukan arah.
2. Tirisan atap
Merupakan bagian terbawah garis atap, menentukan garis paling bawah atap yang mendatar.
3. Garis patahan atap
Pada tambahan kasau miring atau pada atap mansard, adalah garis pertemuan antara dua bidangatap yang berbeda kemiringannya. Arahnya sejajar dengan garis tirisan atap, berarti kedudukannya mendatar.
4. Jurai luar
Merupakan bagian tajam pada atap berawal dari garis tiris atap sampai bubungan (pertemuan dua bidang atap bangunan dengan sudut mengarah keluar).
5. Jurai dalam
Merupakan bagian tajam pada atap berawal dari garis tiris atap sampai bubungan(pertemuan dua bidang atap bangunan dengan sudut mengarah kedalam).
6. titik pertemuan jurai dan bubungan adalah tempat bertemunya 3 bidang atap atau lebih.
7. bubungan penghubung miring
merupakan garis jurai pada bidang –bidang atap yang tinggi bubungannya berbeda dan bertemu pada sutu titik, juga berfungsi menghubungkan dua titik pertemuan jurai dan bubungan.
8. pinggiran gevel
merupakan bagian akhir dari atap pada gevel (dinding berbentuk segitiga.


KEMIRINGAN ATAP

Dipengaruhi prinsip konstruktif (konstruksi atap datar, atap kasau, atau atap peran/gording. dipengaruhi juga oleh pelapis atap, semakin banyak celah, semakin kecil ukuran elemen penutup atap maka atap harus dibuat semakin curam agar air hujan dapat mengalir dengan cepat. Juga dipengaruhi oleh cuaca dan iklim.


BAHAN KONSTRUKSI ATAP

Kayu
1. bahan bangunan yang sesuai untuk lebar bentang tidal lebih dari 4m karena mudah didapat, mudah dikerjakan dengan alat sederhana, bobot agak ringan, kuat tarik, kuat tekan dan kekuatan lendutan cukup tinggi
2. Merupakan bahan bangunan ekologis karena dapat dibudayakan.
3. kekurangannya, selalu menyesuaikan kadar air dengan keadaan sekitar sehingga bisa menyusut atau mengembang.
4. Mudah membusuk jika terkena air pada bagian yang tidak terkena pengudaraan.

Baja
1. Baja berbentuk profil gilas atau pelat yang dibengkokan merupakan bahan bangunan atap yang sesuai untuk bentang lebar 10-30 M.
2. biasanya merupakan konstruksi rangka batang yang dilas atau dibaut.
3. biasanya disediakan secara prakilang / prefabrikasi di bengkel tertentu sebelum dimuat ke tempat bangunan.


Balok Beton bertulang
1. Bahan ini apabila di cor di tempat, hanya cocok untuk balok-balok horizontal saja. Apabila digunakan untuk rangka batang vertikal harus di cor dalam keadaan mendatar pada lantai kerja kemudian diangkat keatas ring balok.
2. ketepatgunaannya terbatas karena bobotnya cukup berat.
3. sesuai untuk lebar bentang 4 – 10 M


KONSTRUKSI KUDA-KUDA KAYU

Konstruksi kuda-kuda tradisional

1. Juga dinamakan konstruksi atap peran (gording)
2. Untuk atap pelana, atap perisai, atap lesenaar dan atap datar.
3. Dipengaruhi konstruksi tradisional Belanda.

Konstruksi Atap Kasau

1. Atap kasau dan atap kasau balok bangsal merupakan konstruksi tanpa kuda-kuda.
2. kemiringan atap > 300
3. Sesuai untuk rumah yang agak kecil.
4. Setiap kasau bersilangan gunting bertindak sebagai kuda-kuda penopang yang menyalurkan muatan langsung ke balok loteng.
5. Panjang kasau < 5M Konstruksi kuda-kuda gantung 1. Merupakan sistem atap yang menyalurkan semua beban ke dinding luar yang menerima beban. 2. Konstruksi ini dipilih bila panjang balok loteng melebihi 5 M tanpa adanya tiang atau dinding pendukung 3. kuda-kuda dengan 1 tiang cocok untuk bentang < 8M, kuda-kuda dengan dua 2 tiang untuk lebar bentang < 12M. 4. Sambungan tarik pada balok gantung dan balok loteng dapat dibuay dari pelat string dan purus atau yang lebih sederhana dengan baut simplex. Konstruksi kuda-kuda dengan tiang. 1. Merupakan sistem konstruksi atap paling sederhana dan yang menyalurkan beban kedinding luar yang menerima beban maupun ke ander (tiang yang mendukung balok bubungan) yang menyalurkan beban atap ke dinding dalam yang menerima beban. Konstruksi kayu rangka batang (vakwerk). 1. Merupakan konstruksi rangka segitiga saja dimana garis sumbu batang harus lurus dan masing-masing hanya menerima gaya tekan dan tarikan. 2. Garis sumbu batang bertemu pada titik simpul yan bekerja sebagai engsel dalam didang rangka batang. 3. Beban pada konstruksi rangka batang hanya boleh bekerja pada titik simpul. KONSTRUKSI LANGIT-LANGIT

Pengertian, Fungsi dan Konstruksi

1. Biasanya dipasang untuk estetika ( menutupi konstruksi kuda-kuda atap atau balok dukungan pada konstruksi pelat langit beton bertulang dan sebagainya) maupun karena kebutuhan teknis (terhadap kebakaran, perbaikan akustik ruang atau sebagai penutup instansi listrik, ac, dan utilitas lainnya).
2. Terdiri dari dua bagian yaitu konstruksi rangka dasar/rangka penggantung dan lapisan penutup langit-langit.

KONSTRUKSI RANGKA DASAR LANGIT-LANGIT

1. Konstruksi ini sebaiknya disesuaikan dengan jarak kssau atau konstruksi pelat langit dari kayu (bila bangunan kayu bertingkat) sehingga sesuai dengan ukuran pelat penutup langit-langit.
2. Penutup langit-langit dipotong sesuai konstruksi dsar dan dapat dipaku dibawah kasu atau konstruksi pelat lantai kayu.
3. Dapat berfungsi sebagai lapisan atap kedua yang kedap air, tahan terhadap kebocoran.

KONSTRUKSI RANGKA PENGGANTUNG

- Biasanya dibuat daru usuk 5/7 yang dipasang berselingan sesuai dengan bentuk dan ukuran bahan penutup langit-langit.
- Konstruksi rangka penggantung dari logam terdiri dari baja/aluminium profil tegak lurus yang dipasang langsung pada kawat gantung oleh penjepit.


BAHAN PENUTUP LANGIT-LANGIT
1. Triplek, bahan ini dapt dibentuk sesuai ukuran rangka langit-langit. Tripleks agak peka terhadap air sehingga perlu diawetkan dengan cat atau lapisan rapat air lainnya di bawah atap genteng.
2. Serat semen ( eternit), bahan ini diperdagangkan dengan ukuran standart yaitu 1x1 M dan 1x2 M, sehingga rangka harus menyesuaikan ukuran tersebut. Untuk memperkuat eternit dengan tebal 6 mm, sebaiknya diberi rangka tambahan sehingga ukuran maksimal tidak melebihi 0,5x1 M
3. Gipskarton, bahan ini diperdagangkan dengan ukuran 1,22 x 2,44 M, tebal 10 – 12 MM. Bahan ini bentuk dan ukurannya dapat disesuaikan dengan bentuk konstruksinya. Untuk mencegah kerusakan diperlukan pelapis atap kedap air. Untuk mencegah lengkung, ukuran maksimal dibuat 0,6 x 0,6 M.
4. Papan kayu, dipilih jenis kayu dengan motif indah dan warna terang. Bentuk dan ukuran disesuaikan konstruksi langit-langit. Tebalnya dpilih 10 – 14 MM.
5. Bambu, bahan ini sering digunakan sebagai anyaman di rumah pedesaan. Motif dan ukurannya dapat dipesan langsung pada produsennya.



SUPER STRUKTUR

PENGERTIAN DINDING

Dinding dapat diartikan sebagai bagian struktur bangunan yang berbentuk didang vertikal dan yang berguna untuk melindungi, membagi.

FUNGSI DINDING

1. sebagai pemisah antar ruang.
2. sebagai penahan cahaya, angin, hujan, banjir, dan lain-lain yang bersumber dari alam.
3. sebagai penahan struktur.
4. sebagai penahan kebisingan untuk ruang yang memerlukan ambang kekedapan suara tertentu seperti studio rekaman atau studio siaran.
5. sebagai penahan radiasi sinar atau zat-zat tertentu seperti pada ruang radiologi, ruang operasi, laboratorium, dll.
6. sebagai fungsi artistik tertentu.

JENIS-JENIS KONSTRUKSI DINDING

1. Konstruksi dinding masif.
Merupakan dinding dari 1 bahan bangunan saja (termasuk di dalamnya mortar dan plesteran). Fungsinya menerima beban (load bearing wall/struktur primer serta menahan radiasi panas sinar matahari.

2. Konstruksi dinding batu bata.
Merupakan dinding batu buatan yang dibakar, dengan ketebalan minimal setengah batu atau ±11 CM. Diperkuat rangka pengaku (kolom/ balok beton bertulang), setiap luas 12 M2 / setiap panjang 2-3 M siar tegak diusahakan tidak merupakan 1 garis tetapi harus bersilangan.

3. Konstruksi dinding batako atau conblok.
Memiliki ketebalan sekitar 15 cm, tinggi maksimal 3M, panjang dinding maksimal 7,5 M dan luas maksimal 12 M2. untuk ukuran yang melebihi ketentuan diatas perlu ditambahkan kolom praktis dan ring balok sebagai pengikat atas. Dan merupakan campuran dari mortar(spesi) 1 pc : 5 pasir.

4. Konstruksi dinding beton.
Terbuat dari campuran beton (pc, agregat kasar dan halus serta air) yang dicor dalam bekesting. Dapat diperkuat dengan tulangan baja, anyaman tulangan baja atau serat baja dst. Keuntungan dari konstruksi ini yaitu tahan terhadap kebakaran, tahan gempa bumi, penyerap panas dan perambatan suara melalui materi.

5. Konstruksi dinding tanah liat (pise).
Kegunaan tanah liat dalam gradasi yang cocok dan dalam keadaan lembab dapat ditumpuk/ditumbuk dalam bekesting yang mirip dinding beton. Bekesting tanah liat dapat digunakan bertahap karena setelah ditumbuk tanah liat menjadi stabil dan bekesting dapat langsung dilepas. Tanah liat ditumpuk dalam bekesting setebal < 10 cm kemudian dipadatkan menjadi 5 cm. 6. Konstruksi dinding kerangka dan kolom. Pada dinding berlapis dan dinding rangka, masing-masing tugas dinding (menerima beban, melindungi konstruksi gedung dan penghuni, membagi ruang, menangkal panas, dst) dibagi atas lapisan dinding tertentu. Setiap fungsi dinding dapat dilaksanakan secara optimal. 7. Konstruksi bangunan rangka kayu. Konstruksi rangka kayu merupakan bentuk dasar suatu bangunan. Konstruksi ini dapat digolongkan menjadi 2 yaitu konstruksi rangka tersusun dengan pembangunan konstruksi dinding setingkat demi setingkat, biasanya berkonstruksi tiang – balok dan konstruksi rangka terusan dengan tiang papan yang menembus melalui semua tingkat bangunan. 8. Konstruksi dinding rangka baja. Penanganan konstruksi ini harus dilakukan dengan keahlian dan dikerjakan dengan teliti. Bahan, tegangan, bentuk dan ukuran harus memenuhi syarat peraturan nasioanl. Untuk bagian yang mudah mengalami karatan maka harus dilapisi cat anti karat. 9. Konstruksi dinding rangka beton bertulang. Konstruksi bangunan rangka beton bertulang terdiri dari kolom beton bertulang dan pelat lantai bertulang yang kadang diperkuat dengan balok pendukung. Konstruksi ini sangat cocok untuk bangunan gedung tinggi, bangunan di daerah rawan gempa, dsb. 10. Konstruksi dinding dalam, pemisah ruang. Konstruksi ini tidak mempengaruhi kestabilan bangunan karena tidak menerima beban apapun. Tetapi mempunyai fungsi lain yaitu meredam suara, mencegah kebakaran dan mengatur fungsi dalam ruang. JENIS-JENIS KONSTRUKSI DINDING DALAM 1. Konstruksi dinding batu bata. Tidak menerima beban. Dengan tebal dinding minimal 11 cm dengan aturan batu memanjang, kolom praktis dipasang setiap 2 – 3 M dan dibawah pelat lantai dipasang balok. 2. Konstruksi dinding batako/ conblock. Dipasang diatas lantai beton dengan tebal > 80 mm (batako tidak berlubang) dan tebal < 60 mm (batako berlubang). Dan pada setiap 4 m harus dipasang kolom praktis, setiap tinggi 3 m dipasang ring balok. 3. Konstruksi dinding kayu dan bambu. Konstruksi ini dapat dengan mudah dibongkar pasang. Biasanya menggunakan rangka kayu ukuran 6/12 baik arah vertikal maupun horisontal dengan sambungan bibir lurus atau takikan. Kemudian rangka dilapisi papan kayu, tripleks, gypsum board, semen berserat sintetis, papan serat kayu – semen, anyaman bambu, dll. 4. Konstruksi dinding tirai. Terdiri dari elemen dinding dan jendela ringan yang dipasang berjarak dengan strktur primer. Umumnya memiliki bagian yang terdiri dari kaca yang sangat tinggi atau mungkin kaca saja. SUB STRUKTUR

Pengertian pondasi.

Pondasi merupakan komponen bangunan yang menghubungkan bangunan dengan tanah. Pembangunan pondasi harus dapat menjamin kestabilan bangunan terhadap berat pondasi itu sendiri , beban-beban berguna dan gaya-gaya luar seperti: tekanan angin, gempa bumi, dan lain-lain. Adanya penurunan pondasi setempat atau secara merata yang melebihi batas tertentu akan menyebabkan rusaknya bangunan. Oleh karena itu, penggalian tanah untuk pondasi sebaiknya harus mencapai tanah keras.

Fungsi pondasi.

Adapun fungsi dari pondasi yaitu sebagai kaki bangunan atau alas bangunan, sebagai penahan bangunan dan meneruskan beban dari atas ke dasar tanah yang cukup kuat, dan sebagai penjaga agar kedudukan bangunan stabil (tetap).

Kekuatan tanah sebagai dasar pondasi.
Tergantung pada susunan dan struktur tanah, makin heterogen strukturnya makin sulit perencanaan pondasinya.

Penyelidikan kekuatan tanah mencakup:
Kedalaman dan ketebalan lapisan bumi, terutama lapisan yang akan menerima beban, tegangan tanah yang akan diizinkan keadaan hidrologisnya.

Kekokohan landasan tanah juga dipengaruhi oleh:
1. pemadatan dan penurunan tanah akibat vibrasi lalu lintas, peralatan berat industri, dll.
2. penurunan tanah akibat perubahan hidrologi atau pengikisan pada tepi sungai, dll.
3. pergeseran tanah atau longsor akibat tekanan berat, terendam air akibat banjir atau air pasang.

Hal-hal yang dihindari untuk menjamin kestabilan/keseimbangan bangunan terhadap pembebanan:

BAHAN PONDASI

Bahan bangunan berkaitan dengan bentuk pondasi, seperti : konstruksi kayu untuk rumah panggung/ tiang pancang, batu kali, batu merah atau beton berbatu untuk pondasi lajur, beton bertulang untuk pondasi setempat, pelat beton bertulang, tiang pancang atau pemboran atau baja untuk tiang pancang.

1. Pondasi batu kali.
Dibuat dengan batu pecahan yang cukup besar.
Batu kali disusun berselang dan diisi rapat dengan mortar (1/2 pc : 1 kapur : 7 pasir
Lebar pondasi minimal adalah tebal dinding ditambah 10 cm kanan kirinya. Tinggi minimal 2x lebarnya.

2. Pondasi batu bata.
Harus dibuat dari batu bata mutu tinggi agar tidak hancur pada tanah yang lembab
Tinggi pondasi batu bata minimal adalah 5 lapis batu dengan siar melintang yang teratur.

3. Pondasi beton tidak bertulang.
Pada umumnya hanya digunakan pada gedng bertingkat.
Pondasi ini hanya menerima gaya tekan saja.
Mutu beton minimal kelas II, K125.

4. Pondasi beton bertulang.
Digunakan pada bangunan bertingkat banyak dan kalu daya dukung tanah kecil.
Perbandingan lebar dengan tinggi tidak terbatas , sehingga ekonomis karena menghemat beton.
Tebal selimut beton sebaiknya setebal 5 cm.

5. Pondasi kayu
Dapat digunakan sebagai pondasi lajur maupun tiang pancang di daerah rawa atau dalam air.
Kekurangan oksigen dalam air/rawa akan menghindarkan kebusukan.

BALOK PEMERATA BEBAN (SLOOF)

Berfungsi untuk membagi beban secara merata sekaligus mengikat pondasi batu kali atau tiang. Dapat dibuat dari konstruksi kayu, batu bata, atau beton bertulang.


LAPISAN KEDAP AIR (TRASRAAM)

Berfungsi untuk mencegah naiknya kelembaban tanah melalui pondasi ke dalam dinding yang menyebabkan dinding busuk. Trasraan dapat berupa lapisan batu merah diikat dengan mortar ( 1 pc : 3 pasir), lapisan aspal, karet trasraam, plat seng datar, plesteran emulsi. Dapat dibagi menjadi trasraam vertikal dan horisontal.

Label:

posted by dEw @ 20.37   1 comments
dEw itu embun...yaph btuL skaLii...silakan buka kamus English-Indonesia and u'll find tat word ^^
About Me

Name: dEw
Home: BaLi da beauTifuL isLand
About Me: I'm shopaholic... I'm cuTe (he3...bo0ng) dmen maem... dmen es krim cokLad... dmen bintang, Langit biRu, n ujaN... dMen gratisaN (he3...) lg brusaha mncapai smwa obsesi2quu...
See my complete profile
Previous Post
Archives
Shoutbox

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Duis ligula lorem, consequat eget, tristique nec, auctor quis, purus. Vivamus ut sem. Fusce aliquam nunc vitae purus.

Links
  • link 1
  • link 2
  • link 3
  • link 4
Powered by

Free Blogger Templates

BLOGGER